Settings Pembelian Produk/Jasa

Settings Posts Feature

Peran Penting Safety Officer di Dunia Konstruksi: Tugas, Tanggung jawab, dan Kualifikasi

Peran Penting Safety Officer di Dunia Konstruksi: Tugas, Tanggung jawab, dan Kualifikasi

Nursahid

Dalam dunia konstruksi yang serba dinamis, berbagai kegiatan sering kali berlangsung secara bersamaan di setiap proyek. Melaksanakan semua kegiatan ini dengan tetap menjaga lingkungan yang aman adalah prioritas utama. Oleh karena itu, peran seorang Safety Officer dalam sebuah proyek konstruksi memiliki peranan yang sangat penting.

Temukan peran krusial seorang Safety Officer di industri konstruksi beserta tugas, tanggung jawab, dan kualifikasi yang dibutuhkan. Pelajari bagaimana Safety Officer menjaga keselamatan di lokasi kerja. Baca lebih lanjut di artikel ini.

Mengenal Lebih Dekat Safety Officer di Dunia Konstruksi

peran-tugas-dan-tanggung-jawab-safety-officer-proyek-konstruksi

Safety Officer adalah seorang anggota tim internal yang bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya kecelakaan, merespon situasi darurat, dan menilai efektivitas program keselamatan di proyek konstruksi.

Tugas mereka termasuk mengidentifikasi potensi bahaya keselamatan, melakukan penyelidikan menyeluruh, dan mengambil tindakan pencegahan sebelum ada yang terluka.

Mereka merupakan ujung tombak dalam menjaga keselamatan di tempat kerja, dan sering kali melaporkan langsung kepada Manajer Proyek atau Kepala Operasi.

Selain itu, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk memeriksa kinerja program K3 guna memastikan kepatuhan terhadap standar OSHA (Occupational Safety and Health Administration).

Peran Penting Safety Officer

Peran seorang Safety Officer di dunia konstruksi dapat bervariasi tergantung pada karakteristik proyek dan perusahaan, namun inti dari perannya tetap berfokus pada keamanan semua individu di lokasi kerja. Mereka memastikan bahwa setiap individu mengikuti praktik kerja yang aman dan menjalankan tugasnya dengan penuh keamanan.

Secara umum, peran utama Safety Officer terbagi menjadi tiga aspek penting:

1. Perencanaan Keselamatan

Dalam tahap perencanaan, Safety Officer bertugas untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman. Ini mencakup memastikan ketersediaan semua peralatan yang diperlukan untuk tim, seperti alat pelindung diri (APD) dan peralatan darurat. Contoh sederhana misalnya, memastikan adanya peralatan penyangga yang bisa digunakan untuk menstabilkan struktur yang belum stabil.

Selain itu, Safety Officer juga memastikan bahwa setiap pekerja/karyawan memiliki alat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dengan aman.

2. Pengorganisasian Keselamatan

Dalam aspek pengorganisasian, Safety Officer bertanggung jawab untuk merencanakan beban kerja sehingga tidak menimbulkan risiko bagi dirinya sendiri atau orang lain. Ini termasuk memastikan bahwa tugas-tugas yang dilakukan oleh karyawan tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan kerja atau individu lainnya.

3. Pengawasan Keselamatan

Sebagai pengawas, Safety Officer mengawasi semua individu yang berada di bawah pengawasannya. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa semua orang menjalankan tugas mereka dengan memperhatikan aspek keselamatan.

Selama pengawasan, Safety Officer harus memastikan bahwa setiap individu memahami perannya dalam proses kerja dan tahu bagaimana berkontribusi dalam menjaga keamanan.

Safety Officer juga melaksanakan berbagai tugas praktis, termasuk pelaksanaan prosedur pertolongan pertama dan pemeriksaan keselamatan pada peralatan. Mereka juga terlibat dalam pemasangan dan pengoperasian peralatan darurat yang sesuai.

Di beberapa proyek, Safety Officer mungkin menjadi satu-satunya individu dengan pelatihan pertolongan pertama. Di tempat lain, mereka bisa mengawasi kelompok pelatih pertolongan pertama atau manajer keselamatan yang belum memiliki pelatihan sebagai responden pertolongan pertama.

Tugas dan Tanggung jawab Seorang Safety Officer

Tanggung jawab Safety Officer di dunia konstruksi melibatkan aspek yang sangat luas dan mendalam. Mereka berfokus pada menjaga operasi yang aman dan efisien di seluruh area dan fasilitas proyek konstruksi. Berikut adalah beberapa tugas dan tanggung jawab utama yang dilakukan oleh Safety Officer dalam dunia konstruksi:

1. Identifikasi dan Penilaian Resiko

Tugas pokok seorang Safety Officer adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat timbul di lingkungan kerja. Dalam pengertian ini, berbagai jenis aktivitas dan industri memiliki potensi risiko yang berbeda-beda.

Potensi bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan kerja konstruksi, seperti jatuh dari ketinggian, terjepit, paparan listrik dari peralatan kerja, ruang terbatas, kontaminasi bahan kimia, dan lainnya. Safety Officer harus mampu mengidentifikasi secara tepat potensi bahaya tersebut dan merencanakan tindakan pencegahan yang diperlukan. Proses penyusunan rencana ini akan membantu dalam mengatasi situasi darurat jika terjadi. Baca juga: Apa Itu JSA, JHA, SWP, SOP, SWMS, dan RAMS besserta Perbedaannya

2. Membuat Gagasan Program K3

Selanjutnya, Safety Officer juga memiliki tanggung jawab untuk merancang program yang bertujuan untuk mengelola dan memastikan penerapan prinsip-prinsip K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) di tempat kerja. Program ini dapat mencakup strategi pencegahan serta tindakan korektif yang perlu dilakukan.

Strategi pencegahan melibatkan upaya-upaya untuk mengurangi risiko bahaya yang mungkin terjadi di tempat kerja. Perancangan program ini harus bersifat holistik dan proaktif, dengan memprioritaskan pencegahan sebelum kejadian atau masalah terjadi. Baca juga mengenai Alat Pelindung Diri (APD) di proyek konstruksi.

3. Pembuatan dan Pemeliharaan Dokumen K3

Safety Officer juga bertugas dalam membuat serta mempertahankan dokumen-dokumen terkait keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan perusahaan. Dokumentasi ini memiliki peran penting dalam mencatat jadwal perawatan peralatan keselamatan dan kesehatan, serta merinci prosedur standar yang harus diikuti oleh seluruh bagian organisasi guna menjaga keamanan bersama.

Dokumen ini diperlukan untuk memantau dan mengingatkan pihak yang berwenang mengenai pelaksanaan prinsip-prinsip K3. Di saat terjadi insiden, dokumen-dokumen ini juga akan menjadi rujukan dalam penyelidikan penyebab kejadian tersebut.

4. Melakukan Evaluasi terhadap Insiden Kecelakaan

Jika terjadi insiden atau kecelakaan di lokasi konstruksi, Safety Officer akan menyelidiki penyebabnya secara mendalam. Mereka akan mengumpulkan bukti, menganalisis data, dan menyusun laporan untuk menghindari terjadinya insiden serupa di masa depan.

5. Koneksi antara Perusahaan dan Pemerintah

Pemerintah memiliki peran dalam mengatur K3 di perusahaan melalui undang-undang resmi yang diberlakukan secara komprehensif. Ketentuan mengenai K3 ini dapat ditemukan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, serta lebih rinci lagi dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Dalam konteks ini, tugas Safety Officer adalah untuk menyampaikan dan memastikan bahwa semua unsur di perusahaan, termasuk manajemen dan pekerja, mematuhi regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait K3.

Perbedaan dan Persamaan Safety Officer dan HSE

Perbedaan:

HSE (Health, Safety, and Environment) adalah sebuah konsep yang mencakup tiga aspek utama: Kesehatan, Keselamatan, dan Lingkungan. HSE merujuk pada upaya dan strategi yang diimplementasikan di berbagai industri dan organisasi untuk memastikan bahwa karyawan, lingkungan, dan masyarakat sekitar terlindungi dari potensi bahaya dan risiko yang mungkin timbul akibat aktivitas operasional.

Safety Officer, di sisi lain, adalah individu yang memiliki tanggung jawab khusus dalam memastikan keselamatan di tempat kerja. Mereka adalah anggota tim HSE yang fokus pada aspek keselamatan dalam lingkungan kerja. Tugas utama Safety Officer adalah mengidentifikasi potensi bahaya, menganalisis risiko, dan mengembangkan serta mengimplementasikan strategi untuk mengurangi risiko dan mencegah kecelakaan di tempat kerja.

Namun, perbedaan utama antara HSE dan Safety Officer terletak pada cakupan tanggung jawabnya. HSE mencakup tiga aspek penting: kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Ini mencakup kebijakan dan tindakan yang lebih luas, termasuk perlindungan terhadap dampak lingkungan dan upaya kesehatan karyawan.

Sementara itu, Safety Officer lebih spesifik fokusnya pada aspek keselamatan kerja, termasuk identifikasi risiko, pelatihan keselamatan, penyusunan pedoman kerja aman, dan manajemen insiden.

Persamaan:

Persamaan antara Safety Officer dan HSE adalah bahwa keduanya berkaitan erat dengan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Mereka memiliki tujuan bersama untuk menjaga keselamatan karyawan dan melindungi lingkungan dari dampak negatif aktivitas organisasi.

Keduanya juga berfokus pada penerapan regulasi dan standar keselamatan yang relevan untuk memastikan keselarasan dengan aturan yang berlaku.

Secara singkat, HSE merupakan konsep yang lebih luas yang mencakup keselamatan, kesehatan, dan lingkungan, sementara Safety Officer adalah individu yang bertanggung jawab secara khusus dalam mengelola dan memastikan keselamatan di tempat kerja.

Lulusan Apa yang Dapat Menjadi Safety Officer?

Untuk menjadi Safety Officer, termasuk dalam bidang konstruksi, seorang individu harus memiliki latar belakang pendidikan dan pelatihan yang relevan. Pada umumnya Safety Officer memiliki gelar sarjana dalam bidang terkait, seperti Teknik K3, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, atau Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Selain itu, sertifikasi keselamatan seperti OSHA (Occupational Safety and Health Administration) atau NEBOSH (National Examination Board in Occupational Safety and Health) dapat menjadi nilai tambah yang diakui dalam industri.

Gaji Seorang Safety Officer

Gaji seorang Safety Officer bervariasi tergantung pada berbagai faktor, termasuk pengalaman kerja, kualifikasi, lokasi geografis, dan ukuran perusahaan. Secara umum, gaji awal seorang Safety Officer di proyek konstruksi biasanya berkisar antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan di Indonesia.

Namun, dengan pengalaman yang lebih banyak dan sertifikasi tambahan, gaji dapat meningkat menjadi lebih dari Rp 15 juta per bulan (ref: mutuinstitute.com).

Kesimpulan

Dalam dunia konstruksi yang dinamis dan penuh tantangan, peran Safety Officer sangatlah penting. Mereka bukan hanya melindungi keselamatan para pekerja, tetapi juga memastikan kelancaran proyek dengan mengurangi risiko dan insiden. Dengan melaksanakan peran dan tanggung jawab mereka secara efektif, Safety Officer memberikan kontribusi besar terhadap keselamatan dan keberhasilan proyek konstruksi.

Photo credit: https://nishe.in/safety-officer-course-in-lucknow/

Add Comments

TERIMA KASIH
Cancel

Iklan bawah artikel

Settings Related Posts