-->

Settings Posts Feature

Tugas Foreman dan Supervisor Konstruksi di Proyek Onshore

Tugas Foreman dan Supervisor Konstruksi di Proyek Onshore

Nursahid

Tugas dan tanggung jawab Supervisor konstruksi di proyek onshore migas secara psikologis lebih berat dibandingkan dengan proyek konstruksi lainnya.

Bekerja di onshore, keselamatan kerja dan lingkungan adalah faktor utama yang menjadi prioritas. Ada berbagai peraturan dan prosedur khusus yang dibuat dan disepakati bersama sebagai quideline sebelum memulai aktifitas.

Jadi tidak boleh asal angkat sana angkat sini, pukul sana pukul sini begitu saja. Setiap langkah yang kita lakukan harus berdasarkan prosedur dan mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan. Dan, ini tidak boleh dilanggar! Mau coba? “Tak backlist dirimu!” hehe.

pt-depriwangga-om

Memimpin Briefing dan Technical Meeting di OPF

Nah, melalui artikel kali ini kami (saya) ingin membagi pengalaman menarik selama bekerja di Onshore Processing Fasility (OPF) migas bersama perusahaan kontraktor dari Jakarta.

Semua yang saya tulis di sini adalah berdasarkan pengalaman nyata sebagai manpower yang memegang langsung dalam proses fabrikasi, instalasi, dan flange management di onshore process plant.

Sekilas Mengenai Onshore dan Offshore

Onshore dan offshore adalah istilah umum yang selalu terkait dengan industri proses migas.

Sesuai namanya Onshore Processing Fasility adalah sebuah fasilitas (pabrik) yang berupa bangunan atau struktur yang di bangun di daratan sebagai penopang kegiatan proses eksplorasi dan eksploitasi Minyak dan Gas Bumi.

Sedangkan Offshore adalah sebuah fasilitas bangunan atau struktur yang terletak di tengah laut untuk proses eksplorasi dan eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. Pada umumnya pekerjaan offshore berdekatan langsung dengan sumur-sumur minyak bumi.

Proses di offshore pada umunya masih dalam tahap awal, yang nantinya minyak bumi disalurkan ke onshore untuk diproduksi menjadi bahan siap dipakai. Contoh pekerjaan offshore adalah rig, sumur bor lepas pantai, offshore platform, CPP (Central Processing Platform), AUP platform.

Jadi tahu ya perbedaannya, onshore adalah pabrik proses migas di daratan sedangkan offshore adalah pabrik proses yang ada di lautan, yang berdekatan langsung dengan sumur minyak bumi. Onshore mengelola migas menjadi barang yang siap dipakai sedangkan offshore biasanya masih dalam proses awal (setengah jadi) yang kemudian disalurkan ke onshore.

Safety is number one, termasuk jalur perpipaan dan equipment yang ada di sana seperti: pipe support, struktural, storage tank, vessel dan berbagai peralatan lainnya. Sekecil apapun faktor-faktor yang beresiko akan di hilangkan potensi bahayanya.

Seperti apa faktor-faktor yang berpotensi bahaya? Misalnya: support-support pipa yang korosi atau miring menggantung yang malah membebani pipanya, akses jalan rusak, subsidence (permukaan tanah turun), equipment trouble atau bermasalah, dan masih banyak faktor-faktor yang bisa menimbulkan insiden.

Nah dari situ, agar proses produksi tetap aman kemudian dibutuhkan maintenance yang siap melakukan perbaikan dan perawatan secara kontinue dan berkala. Salah satunya adalah dengan merekrut perusahaan kontraktor untuk menangani pekerjaan ini melalui tender.

Itulah sebabnya di OPF onshore banyak kita temui beberapa perusahaan kontraktor, bukan hanya satu. Mereka mendapat proyek sipil, maintenance atau konstruksi sesuai bidangnya masing-masing.

Direkrut Perusahaan Kontraktor di Onshore, Harus Paham Ini

Secara kebetulan, setelah pekerjaan saya selesai di Petrokimia, yang waktu itu ikut kontraktor PT Global menggarap instalasi Palletizer Robotic System, saya ditawari teman untuk bergabung dengan PT Depriwangga-OM selaku kontraktor pemenang tender di onshore.

Melalui beberapa test kualifikasi, kemudian saya lulus dan menanda tangani kontrak kerja PKWT sebagai Foreman di perusahaan yang bergerak di bidang Operation & Maintenance tersebut. Yang pada akhirnya saya respect pada manajemen perusahaan yang profesional ini, sehingga tak terasa sudah hampir tiga tahun ini saya bergabung.

Siapa itu Foreman?

Foreman adalah jabatan fungsional di proyek konstruksi yang posisinya satu strip di bawah Supervisor. Bisa dikatakan Foreman adalah kepanjangan tangan dari Supervisor. Foreman adalah orang yang terjun langsung ke lokasi untuk memimpin dan mengarahkan proses perakitan, perbaikan, atau pemasangan equipment dan material proyek.

Sedangkan Supervisor akan memantau dan memonitor jalannya proses pekerjaan yang dilakukan tim Foreman. Mereka akan memback-up semua kebutuhan foreman dan timnya.

Foreman dan Supervisor akan selalu bekerja bersama, bahu membahu membagi tugas untuk mensukseskan sebuah proyek yang diembannya.

Rekomendasi: Mengenal istilah dan fungsi jabatan di proyek konstruksi

Pada awal kontrak dengan PT Depriwangga-OM saya sempat ragu. Proyek Flange Management System kok ada jabatan Foreman dan Supervisor. Bukannya ini proyek kecil yang tidak melibatkan banyak orang? Tapi seiring waktu berjalan saya baru paham kenapa harus ada dua pengawas dari kontraktor.

Ceritanya begini. Di onshore, setiap ada job - istilah umumnya Call Off – harus dikerjakan dengan cepat dan tepat waktu. Karena ini berkaitan dengan proses produksi migas. Oleh karenanya kontraktor harus merespon Call Off ini dengan sesegera mungkin.

Supervisor kemudian terjun ke lapangan untuk melakukan berbagai hal sesuai jenis Call Off-nya. Melakukan survey, inspeksi dan evaluasi, pengukuran, dismantling equipment, atau instalasi.

Supervisor juga harus tetap stand by di lokasi saat proyek berlangsung, untuk mengarahkan dan memantau proses pekerjaan sampai selesai. Tidak boleh ditinggal, karena work safety juga menjadi tanggung jawabnya. Juga tidak bisa berkomunikasi dengan pihak luar karena dilarang  membawa peralatan elektronik seperti HP dan semacamnya.

Lalu, bagaimana koordinasi dengan klien bila dibutuhkan. Atau memasukkan peralatan dan konsumable dari vendor, dokumen-dokumen, atau keperluan lain yang berkaitan dengan pekerjaan yang sedang berlangsung di site?

Nah, dari sinilah kemudian dibutuhkan personil pendukung yang bisa bergerak cepat memback-up semuanya. Bukan hanya memonitor dan berkomunikasi lewat handphone. Tapi punya manage yang bagus dan siap ‘menjemput bola’ kapanpun dibutuhkan.

Berawal dari situ, saya dan teman supervisor membagi tugas. Saya yang mengeksekusi pekerjaan di lapangan - bertindak sebagai Supervisor Instalasi, karena (maaf) saya lebih berpengalaman dan banyak makan garam di dunia proyek konstruksi baja, piping maupun maintenance. Dan teman saya yang memback-up dari sisi manajemennya.

Istilahnya, saya menjadi Supervisor Instalasi - meskipun secara fungsional jabatan Foreman. Dan teman saya Supervisor Multi Disiplin, karena dia menguasai berbagai hal mulai dokumen-dokumen sampai berkoordinasi dengan klien. Suatu kolaborasi yang sangat tepat.

Sebagai Supervisor Instalasi di Onshore, Ini Tugas-tugasnya

Mungkin ada dari teman-teman yang ingin tahu, apa sih tugas dan tanggung jawab Supervisor Instalasi?

Seperti penjelasan di atas, supaya job kerja berjalan cepat dan lancar, secara internal, kita membagi tugas masing-masing. Ada Supervisor Multidisiplin yang mengurus berbagai hal pekerjaan dari sisi manajemen. Kemudian saya mewakili perusahaan kontraktor bertindak sebagai Supervisor Instalasi yang akan fokus mengurus pekerjaan di site. Karena di proyek onshore tidak ada istilah Foreman.

Selain bertanggung jawab secara kompleks terhadap pekerjaannya, menjaga keselamatan kerja dan lingkungan juga menjadi tugas seorang Supervisor Instalasi.

Jika diuraikan maka tugas dan tanggung jawab Supervisor Instalasi di proyek onshore migas adalah:
  • Melakukan survey ke lokasi kerja.
  • Membuat schedule kerja dan kebutuhan manpower.
  • Mempersiapkan kebutuhan material proyek.
  • Mempersiapkan peralatan (tools) dan konsumable.
  • Mempersiapkan perizinan di lapangan, seperti: TRA, Work Permit, dan sertifikat pendukung lainnya.
  • Melakukan koordinasi dengan Area Authoritas terkait.
  • Mengontrol dan melaksanakan kegiatan proyek di lapangan.
  • Memantau keselamatan kerja dan lingkungan sekitar.
  • Mengambil keputusan bila terjadi kendala.
  • Membuat laporan hasil pekerjaan.
  • Dan beberapa hal terkait HSE.

Tahapan Pekerjaan Supervisor Instalasi di Onshore

Tahapan ini saya tulis berdasarkan pengalaman sendiri selama menyelesaikan proyek Flange Management System (FMS) di Onshore bersama PT Deperiwangga-Om. Berikut berbagai tugas dan tanggung-jawab yang saya lakukan ketika ada Call Off:

1. Survey Lokasi dan Pengukuran

supervisor-depriwangga-om

Melakukan survey lokasi dan inspeksi material sebelum pemasangan di site

Setiap ada Call Off saya bersama satu orang fitter/technician melakukan survey ke lapangan. Mengamati langsung ke lokasi, melakukan inspeksi dan identifikasi bila ada kerusakan equipment, atau melakukan pengukuran bila ada tambahan support pipa dan pekerjaan fabrikasi lainnya. Aktifitas ini saya lakukan sebelum maupun sesudah fabrikasi selesai.

Tahap-tahap pekerjaan survey dan pengukuran meliputi:

  • Koordinasi dengan requestor, pihak yang memberikan job kepada kontraktor.
  • Survey lokasi, melihat dan mengamati langsung kondisi dan lokasi pipa atau equipment yang akan diperbaiki, diganti, atau ada modifikasi tertentu sesuai permintaan.
  • Memeriksa dan mencatat secara detail ukuran, dimensi, class, rating valve, ukuran baut, tools dan konsumable yang dibutuhkan, dan lain-lain sesuai aktual di lapangan apabila ada equipment atau komponen pipa yang perlu ganti atau direpair.
  • Mengukur dimensi pipa, support, spesifikasi material, evaluasi akses pemasangan, kendala dan potensi bahayanya, dan lain-lain bila ada additional dan pemasangan pipa atau pipe support.
  • Koordinasi dengan requestor mengenai solusi selanjutnya sesuai hasil survey.

2. Membuat Gambar Desain Fabrikasi / Shop Drawing

Membuat desain gambar fabrikasi support dan spool pipa. Bila pekerjaan berkaitan dengan penggantian dan penambahan pipe spool, atau pipe support, saya kemudian mendesain gambar/drawing sesuai aktual di lapangan. Sebenarnya ini tugasnya Drafter, tapi saya kerjakan sendiri karena tidak ada support personil.

tugas-foreman-dan-supervisor

Salah satu desain shop drawing sederhana

Untungnya saya juga punya skill untuk melakukan pekerjaan ini, dan tentunya selalu berkoordinasi dengan teman Piping Engineer – ahlinya sistem perpipaan.

Berbekal laptop jadul (karena tidak ada jatah laptop dari perusahaan) saya harus membuat drawing secepatnya untuk direview oleh requestor. Ini pekerjaan berat yang sangat menguras tenaga dan pikiran. 

Seperti kita diketahui, pekerjaan di onshore (OPF) tidak boleh ada kesalahan. Prosedur fabrikasi maupun spesifikasi material harus sesuai standar yang sudah diketentuan. Dimensi pipa atau pipe support juga harus benar-benar pas pada saat pemasangan di lokasi. Jadi benar-benar harus diperhitungkan dan diestimasi secara cermat. 

Kerja sampai larut malam, itu pasti. Karena saya harus buka tutup dokumen, dan mencari referensinya. Selanjutnya, sketsa drawing pipa tersebut saya serahkan ke teman Engineer Piping untuk disempurnakan.

Rekomendasi artikel: Cara membaca gambar isometrik pipa beserta contohnya

3. Membuat Cost Estimasi 

Saya hanya bertugas memberi masukan mengenai detail dan spesifikasi kebutuhan material, jumlah manpower, dan estimasi jumlah hari kerja (work schedule). Cost Estimasi proyek biasanya dibuat oleh teman saya supervisor multidisiplin bersama tim managemen.

4. Meeting Task Risk Assesment (TRA) untuk Work Permit

Melakukan meeting TRA dan pengurusan Work Permit sebagai persyaratan wajib sebelum beraktifitas di site onshore.

Task Risk Assesment memiliki pengertian yang sama dengan JSA (Job Safety Analysis) yaitu teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya, yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan yang akan dilakukan. Teknik ini disebut sebagai langkah preventif untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan.

Meeting TRA ini dilakukan bersama perwakilan pihak yang terlibat, yaitu: HSE officer, operation, job requestor ( pihak yang memberi job: bisa dari maintenance, electrical, instrument, engineering dll), kemudian perwakilan kontraktor (supervisor yang terlibat langsung di site).

Beberapa item penting yang didiskusikan dalam meeting TRA adalah mengenai step by step metode kerja, resiko dan bahaya, kemudian tindakan pencegahan. (Penjelasan secara lengkap akan saya ulas di artikel selanjutnya).

Hasil meeting TRA tersebut kemudian dicetak dalam sebuah dokumen yang nantinya digunakan untuk mengajukan Work Permit. Supervisor statusnya akan menjadi PA (Performing Authority) di lapangan. Performing Authority(PA) bertanggung jawab menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Sekaligus mengawasi dan menjaga keselamatan kerja dan lingkungan sekitar.

Rekomendasi: Mengenal jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD) di proyek konstruksi

Work Permit bisa diajukan ke CCR (Central Control Room) oleh safety officer, supervisor, atau manpower lainnya tapi dengan syarat harus sudah lulus training ICOW yang diselenggarakan perusahaan terkait.

5. Fabrication Activity

Aktifitas sebelum dan selama fabrikasi berlangsung. Bersama tim mempersiapkan dokumen dan material untuk fabrikasi spool pipa, pipe support, atau fabrikasi baja lainnya sesuai permintaan user (requestor). Fabrikasi pipa dan struktural biasanya dikerjakan oleh sub-kontraktor terpercaya rekanan Depriwangga-om.

Bersama tim DW-OM dan Klien melakukan withness, inspeksi, memantau proses fabrikasi, NDT, hydro test sampai mobilisasi material.

6. Dismantle & Installation Equipment dan Material

Secara garis besar pekerjaan yang saya lakukan di lapangan bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

nursahid-flange-management-depriwangga-om

Memantau dan mengontrol proses instalasi pipe spool

1. Pekerjaan piping dan struktur baja. Pekerjaan ini meliputi: modifikasi dan pemasangan pipe support, melepas atau instalasi spool pipa, flange management, fabrikasi dan instalasi platform akses, dan penambahan support-support pada equipment lainnya.

nursahid-flange-management-depriwangga-om

Memantau dan mengontrol proses dismantle valve (control valve)

2. Pekerjaan maintenance (perbaikan dan perawatan equipment). Pekerjaan ini meliputi: flange management, pelepasan dan pemasangan valve, motor, shutdown mesin, strainer, dan lain-lain. 

Sebagai supervisor instalasi, menggarap proyek di OPF (Onshore Processing Fasility) akan sedikit lebih was-was dibandingkan dengan lokasi lainnya. Karena ini berdampingan langsung dengan proses produksi migas. Jadi harus ekstra hati-hati dan waspada, “work safety is number one”. Dan perlu diingat, Tidak boleh melakukan kesalahan!

Pekerjaan instalasi di site dimulai dengan mengajukan work permit ke PTWC di Central Control Room (CCR) dengan melampirkan TRA dan photo target. Input Work Permit paling lambat sehari sebelum pekerjaan dimulai.

Kadang, sebagai Performing Autority juga diminta untuk menjelaskan skup pekerjaan. Di sini saya harus bisa menyampaikan dan meyakinkan kepada petugas Area Authority mengenai langkah-langkah kerja, bahaya dan cara antisipasinya. Jika tidak, ada kemungkinan pekerjaan akan dipending.

Secara ringkas salah satu contohnya begini: Kita ada additional dan pemasangan support pipa di piperack. Tools utamanya adalah mesin bor pneumatic. Aktifitas pengeboran pada beam existing berpotensi timbul percikan panas.

Antisipasinya: Memasang whipcheck / whiplock pada hose slang, mengucuri air pada titik pengeboran secara terus menerus, mencover area sekitar dengan fire blanket. Kemudian ada yang bertugas sebagai fire watching di lokasi, dan beberapa standar keselamatan lainnya.

Di lokasi, bila skup pekerjaan berkaitan dengan pemasangan spool baru, dismantle dan reinstall valve, serta equipment lainnya maka Performing Authority (supervisor) bertanggung jawab mengawasi dan mengarahkan prosedur pemasangan, kalibrasi peralatan aktif, type gasket, baut, nilai torsi (torque) dan berbagai teknikal lainnya sesuai prosedur.

7. Report of Work

Membuat laporan pekerjaan. Koordinasi dengan job requestor (klien) untuk menjelaskan bahwa pekerjaan sudah selesai. Mengisi nilai torque yang dipakai pada form yang sudah disediakan di CCR. Kemudian perwakilan dari job requestor akan mengecek langsung ke lokasi. 

Sedangkan dokumen tertulis Report of Work biasanya dibuatkan oleh oleh staff perusahaan kontraktor.

Itulah 7 tugas penting yang tuntas sudah saya lakukan sebagai Foreman di PT Depriwangga-OM, dan sebagai Supervisor Lapangan di proyek onshore migas. Meskipun secara fisik lebih ringan tapi secara psikis ada sedikit ‘beban lebih’ bila dibandingkan pengalaman di proyek lain. Sampai kepala botak..wkwk..

Conclusion

Jujur, saya sangat berterima kasih kepada seluruh staf dan karyawan PT Depriwangga-OM yang selalu men-support pekerjaan. Banyak pengalaman berharga yang saya dapat. Saya juga respect kepada manajemen perusahaan, karena mereka sangat menghargai hak-hak karyawannya. Berbagai tunjangan juga diberikan sesuai peraturan yang berlaku, di perusahaan lain mungkin jarang ada beginian.

Tapi...?

Tapi, ya sudahlah. Saya percaya, skenario Tuhan pasti lebih hebat dari buatan manusia.

Jadi kalau.....dst

Update!

Teks merah paragrap di atas saya anggap clear, tidak ada masalah. Karena sudah ada klarifikasi dari pihak HRD pusat, Jakarta(16/08/2022), yang intinya memang ada mis-informasi. Jadi, Ya semoga ke depannya PT Depriwangga OM semakin solid dan tetap terjaga profesionalitasnya.

Tapi paragrap merah tersebut tidak akan saya hapus, biarlah nyaman disimpan mbah Google, sebagai asset memorial saya. 

Jadi, itulah pengalaman saya selama bekerja di OPF sebagai Foreman atau Supervisor lapangan. Suka dan duka itu pasti ada. Tapi secara keseluruhan saya sangat respect terhadap manajemen PT Depriwangga-OM yang bekerja secara profesional. Dan juga kepada seluruh personil tim yang selalu solid dan kompak.

Semoga pengalaman yang saya ceritakan ini ada manfaat. Semua yang saya tulis di sini sesuai fakta, kenyataan apa adanya. Jika berkenan silahkan bagikan ke media sosial Anda melalui ikon di bawah.

Add Comments

Cancel

Iklan bawah artikel

Settings Related Posts